Teror itu Bernama LPG
Program konversi dari Minyak Tanah (minah) ke Gas telah berjalan lebih kurang dua tahun, terhitung sejak Juli 2008. Namun sangat jarang kita melihat di televisi testimoni-testimoni yang menyenangkan, walau mungkin ada yang merasa puas namun tidak terekspos ke media. Namun rasanya lebih banyak yang mengeluhkan alias tidak puas.
Sering kita melihat pengguna LPG yang mengalami musibah atau kecelakaan yang disebabkan ketidaksempurnaan perangkat LPG (selang, kompor, tabung gas). Kecelakaan yang mengakibatkan luka, terbakar bahkan ada yang kehilangan rumah.
Berdasarkan data Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) sejak 2008 hingga Juli 2010 terjadi 189 kasus ledakan gas. Dari jumlah itu, 61 kasus terjadi pada 2008, 50 kasus pada 2009 dan 79 kasus hingga pertengahan 2010. Data lain menunjukkan dua korban tewas, 27 luka-luka dan 19 rumah rusak pada 2008, sedangkan pada 2009 ledakan gas menyebabkan 12 orang kehilangan nyawa. Selanjutnya, hingga akhir Juni 2010 sebanyak 15 orang tewas, 39 luka-luka dan 55 rumah rusak parah.
Kenapa bermacam masalah selalu menghampiri rakyat Negeri ini? seolah tak henti. Ironisnya, masalah ini dialami oleh sebahagian besar orang tak mampu alias wong cilik.
Dalam hal ini seharusnya pemerintah dapat lebih bertanggunjawab. Jangan hanya menyalahkan rakyatnya yang kurang cerdas. Bukankah rakyat kurang cerdas karena pemerintah kurang memberikan pendidikan dan sosialisasi yang baik yang disebabkan sarana yang tidak memadai. Sarana tidak memadai karena tidak punya dana cukup karena dikorupsi oleh pejabatnya.
Sering kita melihat pengguna LPG yang mengalami musibah atau kecelakaan yang disebabkan ketidaksempurnaan perangkat LPG (selang, kompor, tabung gas). Kecelakaan yang mengakibatkan luka, terbakar bahkan ada yang kehilangan rumah.
Berdasarkan data Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) sejak 2008 hingga Juli 2010 terjadi 189 kasus ledakan gas. Dari jumlah itu, 61 kasus terjadi pada 2008, 50 kasus pada 2009 dan 79 kasus hingga pertengahan 2010. Data lain menunjukkan dua korban tewas, 27 luka-luka dan 19 rumah rusak pada 2008, sedangkan pada 2009 ledakan gas menyebabkan 12 orang kehilangan nyawa. Selanjutnya, hingga akhir Juni 2010 sebanyak 15 orang tewas, 39 luka-luka dan 55 rumah rusak parah.
Kenapa bermacam masalah selalu menghampiri rakyat Negeri ini? seolah tak henti. Ironisnya, masalah ini dialami oleh sebahagian besar orang tak mampu alias wong cilik.
Dalam hal ini seharusnya pemerintah dapat lebih bertanggunjawab. Jangan hanya menyalahkan rakyatnya yang kurang cerdas. Bukankah rakyat kurang cerdas karena pemerintah kurang memberikan pendidikan dan sosialisasi yang baik yang disebabkan sarana yang tidak memadai. Sarana tidak memadai karena tidak punya dana cukup karena dikorupsi oleh pejabatnya.