Amplop Yahudi
GLOBALISASI sekarang dimaknai sebagai penyeragaman gaya hidup, keuangan, dan ekonomi, sehingga praktek politik di negeri ini mengikuti praktek pasar bebas. Karena itu berkembanglah diktum ‘’kamu ada karena uang’’. Bukan: ‘’kamu ada karena berpikir’’, seperti kata Descrates.
Sehingga oleh karena globalisasi melahirkan pasar bebas pengamat politik Ridwan Saidi di koran ini kemarin mensinyalir bahwa tidak tertutup kemungkinan Yahudi Israel akan mendekati capres 2009 yang agak sekuler, dan akan mengguyurnya dengan dana yang tidak terbatas.
Abang kita Drs Ridwan Saidi ini tidaklah berlebih-lebihan, sebab jangankan capres, Christopher Columbus pelaut ulung yang menemukan rute baru pelayaran dunia dari Eropa ke Timur itu perjalanannya dibiayai oleh ratu Yahudi dari Spanyol dan para saudagar Yahudi lainnya yang menjadi kolega.
Sudah menjadi rahasia umum simbol Lucifer yang terdapat pada uang kertas dolar Amerika merupakan simbol mistis Yahudi, dan suka ditafsirkan sebagai dominasi Yahudi atas perekonomian Amerika.
Para capres yang akan bertanding di 2009 nanti tentulah akan ‘’membuka diri seluas-luasnya’’, dalam arti akan menerima amplop sebanyak-banyaknya dari segala jurusan, termasuk tidak tertutup kemungkinan menerima amplop bantuan dari jurusan yang disinyalir oleh pengamat politik kita Ridwan Saidi, oleh karena memang demikianlah fatsun politik pasar bebas itu.
Pasar bebas juga telah membuka kembali jalinan bulan madu negeri ini dengan Rusia, sehingga orang akan terkenang pada nostalgia tahun 1960-an sewaktu ada banyak sekali bantuan Rusia terhadap negeri ini, termasuk bantuan pertahanan yang menyebabkan Indonesia ditakuti sebagai Macan Asia karena pertahanannya kedua terkuat di dunia setelah RRC.
Vladimir Putin menurut koran ini kemarin memuji-muji keramahan orang Indonesia, terutama karena ia telah menyaksikan penandatanganan kerjasama bisnis senilai miliaran dolar antara Indonesia-Rusia.
Tidak kalah dahsyatnya Presiden Rusia itu bahkan memuji-muji bahwa Indonesia merupakan salah satu negara paling berpengaruh di Asia Pasifik. Karena itu dia serius ingin menggandeng Indonesia sebagai mitra bisnis.
Omong-omong, sebagai asli orang Indonesia, apa benar Indonesia sekarang negara paling berpengaruh di Asia Pasifik? ***
Arief Gunawan, Redaktur Eksekutif harian Rakyat Merdeka
Sehingga oleh karena globalisasi melahirkan pasar bebas pengamat politik Ridwan Saidi di koran ini kemarin mensinyalir bahwa tidak tertutup kemungkinan Yahudi Israel akan mendekati capres 2009 yang agak sekuler, dan akan mengguyurnya dengan dana yang tidak terbatas.
Abang kita Drs Ridwan Saidi ini tidaklah berlebih-lebihan, sebab jangankan capres, Christopher Columbus pelaut ulung yang menemukan rute baru pelayaran dunia dari Eropa ke Timur itu perjalanannya dibiayai oleh ratu Yahudi dari Spanyol dan para saudagar Yahudi lainnya yang menjadi kolega.
Sudah menjadi rahasia umum simbol Lucifer yang terdapat pada uang kertas dolar Amerika merupakan simbol mistis Yahudi, dan suka ditafsirkan sebagai dominasi Yahudi atas perekonomian Amerika.
Para capres yang akan bertanding di 2009 nanti tentulah akan ‘’membuka diri seluas-luasnya’’, dalam arti akan menerima amplop sebanyak-banyaknya dari segala jurusan, termasuk tidak tertutup kemungkinan menerima amplop bantuan dari jurusan yang disinyalir oleh pengamat politik kita Ridwan Saidi, oleh karena memang demikianlah fatsun politik pasar bebas itu.
Pasar bebas juga telah membuka kembali jalinan bulan madu negeri ini dengan Rusia, sehingga orang akan terkenang pada nostalgia tahun 1960-an sewaktu ada banyak sekali bantuan Rusia terhadap negeri ini, termasuk bantuan pertahanan yang menyebabkan Indonesia ditakuti sebagai Macan Asia karena pertahanannya kedua terkuat di dunia setelah RRC.
Vladimir Putin menurut koran ini kemarin memuji-muji keramahan orang Indonesia, terutama karena ia telah menyaksikan penandatanganan kerjasama bisnis senilai miliaran dolar antara Indonesia-Rusia.
Tidak kalah dahsyatnya Presiden Rusia itu bahkan memuji-muji bahwa Indonesia merupakan salah satu negara paling berpengaruh di Asia Pasifik. Karena itu dia serius ingin menggandeng Indonesia sebagai mitra bisnis.
Omong-omong, sebagai asli orang Indonesia, apa benar Indonesia sekarang negara paling berpengaruh di Asia Pasifik? ***
Arief Gunawan, Redaktur Eksekutif harian Rakyat Merdeka